Cerpen : Lantas Kemana Dia Pergi? (Bag 4 : Kamu)

Sebelumnya Bagian 3

"Tik..." Ucapku lirih menyebut namanya. Entah apa yang saat ini aku pikirkan. Sebenarnya Tika hanya salah paham tentang pertemuan aku dan Meta. Pikirku mungkin Tika cemburu. Tapi kenapa sudah 3 hari dia tidak mau ngomong dengan aku. Ditanya jawabnya singkat-singkat. Misal,
"Tika udah makan?"
"Udah"
"Tika kamu lagi apa?"
"Ngobrol"
"Indonesia merdeka pada tahun?"
"45"

....
Apa dia sudah tau sebelumnya jika aku sejak SMP benar-benar menyukai Meta? Tapi kenapa dia tidak pernah menanyakan hal itu? Apakah cara dia mencintai ialah dengan diam tanpa harus marah dan tanpa ingin tahu lebih? Tapi kenapa saat ini kamu diamkan aku?

Seminggu sudah Tika tak pernah mau bicara. Disapa pun tak mau menoleh. Tapi malam ini, ternyata ada pesan singkat dari Tika, "An, aku capek harus seperti ini terus. Aku cemburu lihat kamu dengan Meta saat itu. Aku ingin marah, tapi aku gak sanggup. Karena aku memiliki rasa ke kamu, maka alasan apa yang bisa membuatku marah. Maaf jika aku mendiamkanmu selama ini. Tapi dengan cara ini aku tahu kamu pilihan yang telat. Selama ini aku menjauhimu bukan berarti aku ingin pergi, tapi aku ingin lihat apakah kamu masih temui Meta dan menjawab omongannya saat itu. Tapi aku yakin kamu pilihan tepat buat aku saat ini. Sampai jumpa besok". Deg.... Tiba-tiba jantung ini berdegup kembali dan dilema pun hilang. Hore.

Sebulan sudah kita menjalani hari-hari seperti biasa. Tidak ada lagi Meta dalam hubungan ini. Hanya ada Tika, Bu Matematika, Bu Geografi, Bu Fisika... Dan apalah apalah. Tapi ternyata ada lagi cobaan. Ya, dia tetap Meta.

Saat itu Meta memintaku untuk menjemputnya pada malam hari. Kebetulan dia baru pulang dari rumah temannya dan tidak ada yang mengantarnya pulang. Seketika itu dia memintaku untuk menjemputnya dengan memohon. Aku? Ya mau lah. Hehe

" Meta, kamu kok gak bawa motor?", tanya ku saat datang menemuinya.
"Oh iya nih An. Tadi lagi males aja bawa motor. Oia maaf ya ngerepotin", dia langsung naik ke jok belakang motor aku.
"Iya gak apa-apa kok Met, tenang aja. Yaudah yuk pulang", sambil berangkat jalan.

Sepanjang jalan, sepanjang waktu berjalan  dengan sepoi-sepoi angin malam, ku nikmati momen langka ini. Momen dimana aku bisa jalan berdua dengan gadis yang sudah lama aku cintai. Tapi Tika? Ah lupakan sejenak.

Keesokan harinya Meta datang ke kelas menemui aku. " An, makasih ya semalam udah mau anterin aku. Makasih banget. Ini tanda ucapan terimakasih aku...", sembari ngasih hadiah. Ternyata dia memberikanku gantungan kunci. Namun..... Tanpa ku sadari, Tika ada di belakang Meta sejak Meta masuk ke kelasku......
"Yaudah, dahhh An. Makasih sekali lagi", sambil senyum dan langsung meninggalkan kelas. Dibalik itu, Tika memandangiku dengan tatapan nanar, lalu dia mendekat dan berkata...

" An, makasih udah kasih hadiah di pagi hari ini. Makasih udah berikan kado spesial di tanggal jadian kita yang ke 8 bulan hari ini. Makasih udah membuat luka dihati ini. Kamu ga hanya membuat luka, tapi kamu juga menanamnya dengan dalam luka itu. Jangan temui aku lagi. Makasih", seketika air matanya jatuh, dan dia pergi meninggalkan kelas ini yang saat itu memang sepi. Aku? Aku hanya diam tak bisa bergerak. Namun saat itu juga aku kejar Tika.

Saat ingin mengejarnya, langkah lari ini terhenti. "An, kamu mau kemana lari-lari?", tanya perempuan disisi kananku. Ternyata Meta. Seketika itu pula dia memegangi tangan kananku dan berkata, " An, sudahlah, jangan kau kejar Tika. Aku disini memiliki perasaan yang sama denganmu, saat aku memiliki Doni saat SMP dulu, aku pun sebenarnya ingin melihatmu dan menemuimu dan berkata jujur, aku memilih Doni karena ingin membuatmu cemburu. Aku pun sama An, sama seperti kamu. Saat ini yang aku harapkan cuma kamu. Jujur cuma kamu. Sekali lagi, cuma kamu An. Tetaplah disini, jangan kau kejar lagi", ucap Meta dengan tatapan nanar dan penuh harap.
Tapi..... Oh tidak, ternyata dari kejauhan Tika melihat semua ini.
"Meta......"

Nantikan kelanjutannya di bagian 5.
#Tulisantanpasara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mangsa (End)

Mangsa (Eps 4)

Selamanya Bersamamu