Cerpen : Lantas Kemana Dia Pergi? (Bag 7 : Kembali)
Cerita sebelumnya
Tika? Kenapa dia bisa ada disini? Dan lagi, kenapa dia bisa ke rumahku dengan membawa Ibunya?
"Silahkan diminum bu Asih, maaf ya cuma ada kue ini doang bu", Suguh Ibu ku menjamu tamunya.
"Ah iya bu, makasih loh bu", Jawab bu Asih sambil meminum teh hangat yang sudah tersaji.
Aku lekas ke kamaku dan seperti biasa istirahat sejenak. Biasanya aku tidur siang namun pikiran ini terus bertanya-tanya sambil telinga ini menangkap percakapan mereka di ruang tamu walau hanya terdengar bisik.
Ada rasa canggung ketika menyapa Tika tadi diluar rumah. Dia memberikan senyuman yang amat mempesona. Ah rasanya sudah lama sekali aku tidak melihatnya tersenyum dengan begitu indah. Garis pipi dan bibir kecilnya seakan tulus tersenyum padaku. Padahal aku telah mengecewakannya. Ah, mungkin itu hanya besit rindu yang kadang hadir membawa semua rasa kembali.
***
Tika sudah pulang bersama Ibunya. Tangan ini seakan gatal ingin menanyakan keberadaan Tika berkunjung ke rumahku. Antara mau chat via WhatsApp atau telepon langsung. Ku buka menu personal chat. Aku ketik di pindai whatsapp "Tika". Seperti biasanya tanpa photo. Aku coba chat dengan sapaan, Tika . Namun hanya centang 1, bukan 2 dan bukan biru. Seketika aku ingat, nomor aku sudah di Block oleh Tika. Hmm.
Sudah 3 hari berlalu ketika Tika berkunjung ke rumahku. Padahal dulu pas masih menjadi sepasang kekasih, belum pernah aku bawa Tika ke rumah. Masih bertanya-tanya dalam benak ini untuk apa dia ke rumah. Lagi pula Ibuku pun setali tiga uang, sama saja gak pernah mau memberi tahu mengapa dia bisa kesini. Mungkin hanya kenalan saja Ibu ku dengan Ibunya. Atau pernah bertemu dan kebetulan berpapasan atau mampir kemarin.
Tapi rasa penasaran itu memang tidak sepantasnya aku rasakan. Lagi pula saat ini Tika sedang mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Yang ku tahu dari rekan-rekannya bahwa Tika memang mau melanjutkan sekolah di Bandung. Rasanya ada gelisah ketika tahu dia akan lebih jauh. Ah, kenapa pula hati ini merasakan kembali resah yang dulu sempat hadir. Kini seakan merasakan kehilangan kedua kalinya. Mungkinkah kita bisa berteman seperti biasa lagi sebelum cinta itu hadir berpapasan tanpa sebab masuk dan pergi tanpa pamit?
***
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Entah sedang memikirkan apa. Bukan ujian. Bukan. Ini lebih penting, ya memikirkan Tika. Status di FB-nya sudah berubah menjadi, Berpacaran. What??? Dengan siapa? Kenapa jadi penasaran gini sih. Ah pasti dia sudah posting poto pacar barunya di story WA.
"Kenapa dia blok gue sih?", seketika gue dumel sambil hempaskan badan ke ranjang.
Aku harus tanya ke temennya. Tapi ada ketidakberanian dalam bertanya pada teman dekatnya. Ya, bisa jadi temannya malah mentertawakan atau dipikirnya aku masih berharap pada Tika. Padahal, ya.
1 jam sudah dan jam pun semakin larut. Ku rebahkan badan ini sambil memeluk guling. Dan seketika ada bunyi Tring dari ponsel semata wayang ini. Dengan jelas atas nama TIKA. What? Tika?. Gak salah? Ku raih dengan cepat ponsel dan langsung ku buka pesan via WA darinya. Sambil berharap cemas dan pikiran aneh-aneh muncul.
An, ini gue Tika. Lu masih simpen nomor gue kan? Semoga aja. Maaf ya kemarin-kemarin gue ke rumah lu ga ngomong dulu. Gue cuma mau anter nyokap ternyata nyokap kita udah temenan dari SMA.
An, sebenrnya gue masih ada rasa sama lu. Gue ngerasa kaya yang hilang banget pas putus sama lu. Ternyata gue salah, kemakan emosi sesaat padahal lu sama Meta gak ada hubungan apa-apa. Sebelum gue kuliah di Bandung, gue mau minta maaf. Ya mungkin gue gak akan ketemu lagi sama lu dalam waktu yang lama. Semoga lu dan gue juga bakal jadi orang sukses dan tetep berteman ya.
An, lu kok cuma read doang WA gue? Masih marah ya?
***
Pagi yang cerah dan udara yang segar membuat jiwa dan raga ini sangat tenang sekali. Hari pertama ujian masuk perguruan tinggi di mulai hari ini. Semua tidak ada yang tahu aku mau melanjutkan kemana, tapi sudah aku niatkan dan yakini bahwa hanya ada 1 tujuan untuk melanjutkan sekolahku, ya di salah satu kota besar, Bandung.
Komentar
Posting Komentar