Jangan Pernah Lakukan Hal-hal Ini

Banyak orang yang secara tidak sadar selalu melakukan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaannya. Baik itu melakukan hal baik maupun hal buruk. Tapi apakah anda merasa hal-hal baik yang anda lakukan tersebut ternyata bisa menjadi petaka untuk anda sendiri? Simak hal-hal yang jangan sering dilakukan apalagi menjadi kebiasaan dibawah ini.

1. Jangan kencing sambil berdiri (baik laki maupun perempuan), karena dalam Islam dilarang. Tapi kenapa saya katakan jangan? Bagi laki-laki dengan kencing berdiri mereka akan selalu melihat burungnya dan apabila kecil, maka ia akan minder dan bila besar maka ia akan sombong. Maka jika kencing berdiri pasti akan selalu melihat burung kepunyaannya. Ini bahaya kalo tiba-tiba burung nya lepas.

2. Jangan berlari saat hujan karena bisa saja terpleset dikarenakan permukaan tanah atau apapun yang kita pijak akan licin saat hujan. Biasakan untuk tenang, dan jalan kaki saja dengan santai. Nikmati setiap tetesan air hujan yang mulai membasahi rambut sampai ketiak anda. Karena dengan demikian biasanya ingatan kita kembali pulih, sampai-sampai upil mantan bisa kita ketahui warnanya.

3. Jangan selalu pegang handphone kemanapun kalian pergi, karena jika sedang bersama pacar dan kalian masih pegang handphone, maka siapa yang akan pegang tangan pacar anda ke pelaminan. Jangan-jangan karena hal inilah pacar anda meninggalkan anda dan dipegang erat tangannya ke pelaminan oleh orang lain, dan itu gara-gara pegang handphone.

4. Jangan pernah abaikan ucapan selamat pagi, sore, malam yang diucapkan oleh petugas minimarket (alfamart, indomart). Karena bisa saja ucapan mereka ialah ucapan dari hati terdalam. Biasakan untuk membalas ucapannya jika perlu sambil cubit pipi petugas minimarket tersebut sambil goyang dumang.

5. Jangan pernah naik motor sambik ngobrol. Karena jika keasikan ngobrol maka bahaya apabila kita salah jalan dan tiba-tiba ada di persimpangan kenangan dan mantan.

6. Jangan pernah melewati jalan yang sepi sendirian. Kenapa? Karena bisa saja kita akan mengenang masa lalu yang kelam dan saat jalan malah tidak sampai tujuan karena kita terlalu fokus dalam kenangan masa lalu.

7. Jangan mengupil ditempat sepi. Karena bisa saja upil yang telah kita dapatkan akan kita cicipi karena rasa penasaran terhadap upil.

8. Cobalah untuk selalu berebeda dalam hal kebiasaan.

9. Jangan terlalu serius membacanya. Kasian mata anda.

Sekian.

Follow twitter @nirfanprasetya & instagram nirfanprasetya

#Tulisantanpasara

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mangsa (End)

Gambar
  Kegelapan yang sempat menyelimuti rumah itu mulai memudar seiring dengan padamnya lilin terakhir. Sosok-sosok yang menghantui kami menghilang, dan suasana menjadi sunyi, namun rasa takut dan ketegangan masih terasa tebal di udara. Aku mengatur napas, mencoba menenangkan diriku yang masih gemetar. Sementara itu, Kapten Dendi memeriksa keadaan kami satu per satu. “Kean, kau baik-baik saja?” tanya Kapten Dendi. Aku mengangguk, meski masih terkejut. “Kapten Tomi… dia...” Kapten Tomi masih tak sadarkan diri di pojok ruangan, namun nafasnya terlihat normal, meski wajahnya masih pucat. Kapten Dendi mendekatinya, memeriksa nadi dan mengonfirmasi bahwa dia masih hidup. Letnan Deris dan aku segera membantunya, mengangkat tubuh Kapten Tomi ke atas bahu. "Kita harus keluar dari sini secepat mungkin sebelum ada hal lain yang terjadi," kata Kapten Dendi dengan nada tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di matanya. “Rumah ini tidak akan membiarkan kita pergi dengan mudah.” Kami segera ber...
Baca selengkapnya

Mangsa (Eps 4)

Gambar
  Cerita sebelumnya Sosok pocong itu berdiri di depan kami, diapit oleh anggota Tim 2 yang seolah telah berubah menjadi bayangan hidup. Mata mereka yang kosong menatap kami tanpa emosi, seperti boneka yang dikendalikan oleh kekuatan gelap. Jantungku berdegup kencang, seolah-olah kematian sedang menyapa kami. "Apa yang terjadi pada mereka?" Letnan Deris bertanya dengan suara gemetar, mundur perlahan. "Mereka tidak... tidak mungkin..." "Ini jebakan," kata Kapten Dendi dengan suara tenang namun tegang. "Kita harus keluar dari sini, sekarang." Namun, seolah mendengar niat kami, pintu di belakang kami tiba-tiba tertutup dengan keras, menutup jalan keluar. Ruangan itu mulai terasa lebih dingin, seolah udara itu sendiri ingin menyesakkan kami. Lilin-lilin di meja kayu bergetar, seperti akan padam kapan saja. "Kapten... kita terjebak," kataku, suaraku bergetar. Aku bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat, seperti bayangan yang menunggu untu...
Baca selengkapnya

Selamanya Bersamamu

  Selamanya Bersamamu (Verse 1) Hari berlalu, dan kita di sini, Berdua menatap mimpi yang kita bangun sendiri. Dalam pelukan ini, aku merasa utuh, Kau dan aku, rumah yang tak pernah rapuh. (Chorus) Selamanya bersamamu, Dalam tawa dan tangis kita bertemu. Kau cintaku, hidupku, Di setiap langkah, ku ingin selalu bersamamu. (Verse 2) Kita punya cerita, si kecil berlari, Menghiasi hari, mengisi hidup ini. Dunia mungkin berubah, waktu bisa pergi, Namun cinta ini, akan selalu abadi. (Chorus) Selamanya bersamamu, Dalam tawa dan tangis kita bertemu. Kau cintaku, hidupku, Di setiap langkah, ku ingin selalu bersamamu. (Bridge) Dan jika nanti senja mulai datang, Kita tetap berdua, dalam genggaman tangan. Aku tak butuh surga, atau keindahan fana, Karena di sisimu, aku temukan selamanya. (Chorus) Selamanya bersamamu, Dalam tawa dan tangis kita bertemu. Kau cintaku, hidupku, Di setiap langkah, ku ingin selalu bersamamu. (Outro) Selamanya di sini, dalam cerita kita, Aku bersumpah, ku ingin hidup ...
Baca selengkapnya