Saat itu, aku tahu ini hanya perkenalan biasa. Bukan, bukan, ini bukan perkenalan. Tapi lebih pada keinginan untuk mampu lebih dekat. Dia yang saat itu baru saja mengakhiri kisah asmaranya, perlahan aku masuk. Mengenal lebih dekat namun tidak bisa mendekat. Setahuku, dia masih perlu waktu dengan semua hal baru. Juga tentunya dengan apa itu sebuah perhatian. Lagi dan lagi hanya bisa memperhatikannya dari jauh. Dari sebuah percakapan teks singkat. Dari sebuah curhatan masa lalu yang diulang. Dan dari sebuah perkenalan unik yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Aku sebut dia Bidadari . Ya, tentu saja dengan parasnya, aku yakin dia bidadari yang spesial. Namun, dengan dibalut keanggunan Rohaniah , maka harus aku sadari, memujinya salah, karena yang patut kita puji ialah Kholiknya yang mampu ciptakan dia seindah bidadari. Aku mampu mendekatinya. Tidak mudah memang namun perlahan kita harus tetap optimis bahwa apa yang kita inginkan, semoga itu pula apa yang kita butuhkan....