Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Kebanggaan Seorang Ibu Terhadap Anaknya

Rekan-rekan semua, berikut ada sebuah kisah inspiratif dari Yogya mengenai betapa bangganya seorang Ibu terhadap anak-anaknya, akan apapun yang mereka kerjakan. Sekedar berbagi semangat pagi.. Cerita pagi dr Rektor UNS Waktu itu saya dalam perjalanan dari Jogya ke Jakarta naik pesawat . Karena keberangkatan pesawat ditunda 1 jam saya menunggu di in HB kafetaria bandara Adisucipto sekedar minum kopi . Di depan saya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan. Sekedar mengisi waktu, saya mengajaknya bercakap-cakap. "Badhe tindak Jakarta, Bu?" (mau pergi ke Jakarta, bu?) "Inggih nak, namung transit ing Cengkareng lajeng dhateng Singapura." (Iya nak, hanya transit di cengkareng terus ke Singapura) "Menawi kepareng nyuwun pirsa, kagungan perlu menapa ibu tindak Singapura..?" (Kalau boleh, mau menanyakan, ada keperluan apa ibu pergi ke singapura?) ...

Satu Jam Untuk Kehidupan

Sebuah tulisan dari Bapak Manajer Divisi Saya bekerja : Suatu hari seorang anak datang kepada ayahnya & bertanya : ”Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita ayah..?“ Ayahnya memandang sang anak & berkata : ”Tidak bisa nak… “ Putri kecil ini kemudian berkata lagi… ” Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun…?” Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. ”Bagaimana kalau 1bulan, bisakah kita hidup tanpa melakukan kesalahan..?” Ayahnya tertawa. ”Mungkin tidak bisa juga nak..” ” OK, ini yang terakhir kali, bisakah kita hidup tidak berdosa dalam 1jam saja ayah…?” Akhirnya ayahnya mengangguk. “Kemungkinan besar bisa nak..” Sang anak tersenyum lega….  ”Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam ayah, lebih mudah menjalaninya & aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku ...

Dear You

Dear You, Entahlah ditujukan pada siapa tulisan ini. Namun yang jelas, tulisan ini untukmu yang masih kasat mata dalam bayanganku bahkan dalam hati ini. Ya, surat ini untukmu yang sangat aku tunggu. Untuk seseorang yang belum aku temui. Ini bukan tentang yang ku kenal, ini tentangmu, jodohku. Wahai kamu yang masih misteri. Tahukah kamu bahwa hati ini masih menantimu? Bukan apa-apa, hanya saja aku sudah sangat lama merasakan hal sendiri. Pernah sesekali aku ditakdirkan untuk senang dengan seseorang, namun nyatanya itu hany sesaat. Hanya sakit hati yang aku rasakan. Hanya sebentar saja aku merasakan arti kenyamanan. Setelahnya ia pergi dan berjalan menjauh. Tahu kah kamu wahai bidadari yang masih jauh, aku pernah mendekati beberapa perempuan lainnya setelah kandas cinta aku dengan yang sebelumnya. Aku coba dekat dan terus mendekat, jalan bareng, saling bertukar cerita masa lalu, saling sapa ucapkan "selamat pagi", tapi pada ahirnya dia kembali lagi ke pelukan masa lalunya. ...